Menakar Cawagub Jambi, Fachrori Tolak Ratu Atau….?

Mahyudi, Aktivis KA KAMMI Jambi

JAMBI – Mungkin judul di atas terkesan mendahului takdir. Tapi tentu ini mempunyai analisis tersendiri. Ide tulisan ini sebenarnya berawal dari sebuah berita media online yang mengutip statement Fachrori Umar (FU)–Gubernur Jambi–terkait dengan beredarnya nama istri Mantan Gubernur dua periode Bang Zul–Ratu Munawarah (RM)–dalam bursa calon Wagub Jambi mendampingi FU.

Dalam berita tersebut FU mengungkapkan dari salah satu sumber bahwa RM tidak mau atau tidak berminat turun gelanggang guna mengisi kursi Wagub Jambi yang masih kosong. Dari statement ini, Penulis mencoba menguraikan beberapa presfektif yang mungkin menggambarkan motif di balik tirai.

Perspektif Pertama, FU menolak RM sebagai calon pendampingnya. Yang harus di pahami, bumi sepucuk jambi sembilan lurah ini secara sosio kultural adalah negeri yang santun berbudi dan berbahasa.

Cara menunjukkan rasa tidak suka ataupun menolak sesuatu selalu menggunakan ungkapan yang halus. Tetap menjaga adab dan perasaan. Mengemaskan dalam bingkai ketimuran. Dan biasanya orang yang menjadi objek pembahasan maupun publik akan mahfum apa pesan yang tengah di sampaikan. Jadi menurut penulis, bisa jadi statement FU tersebut sebagai salah satu caranya menolak RM.

Kedua, statement FU tersebut sesungguhnya memberi sinyal kepada para elit partai pengusung Zola – Fachrori bahwa FU sdh memiliki calon pilihan sendiri dan tinggal mengkomunikasikan sosok tersebut kepada partai pengusung terutama PAN. Artinya FU membuka pintu awal untuk melakukan pembicaraan lebih mendalam terkait orang yang paling pas mengisi posisi sebagai Wagub Jambi.

Diterima atau tidak usulan FU itu menjadi cerita lain. Yang jelas politik adalah ruang serba kemungkinan. Harus cermat dan detil sehingga langkah yang diambil tepat dan menguntungkan semua pihak.

Ketiga, FU memberi pesan kepada publik untuk stop melakukan spekulasi atau membuat gaduh. FU yang selama ini di kenal memiliki pembawaan tenang mencoba menggiring opini bahwa soal wagub Jambi biar menjadi pembicaraan dalam ruang senyap dan tenang.

Dengan tujuan agar suasana Jambi tetap kondusif dan tensi politik menjadi sejuk kembali. Sehingga fokus pemerintahan dalam melakukan pembenahan internal maupun eksternal akibat badai ketok palu maupun gratifikasi proyek bisa segera di tuntaskan.

Keempat, FU menegaskan bahwa dirinya ingin bermain tunggal hingga habis masa jabatan. Jadi FU mengeluarkan statement bertujuan menutup ruang bagi sosok-sosol potensial yang ingin mengisi posisi kosong Wagub Jambi.

Kenapa begitu? Karena sosok selevel RM saja di tepis secara halus oleh FU. Sejagad Jambi sangat tahu dinasti RM dan investasi politik maupun pembangunan dari trah Nurdin Hamzah.

Agak aneh, tapi semua serba mungkin. Namanya politik itu adalah seni main peran, main pengaruh dan berbagi kepentingan. Masing-masing pihak memahami peran dan pengaruh yang dimainkan serta kepentingan telah masuk dalam bagasi yang sama. Komunikasi politik meskipun panjang dan melelahkan akan menjadi jembatan buat semuanya.

Akhir kata, penulis ingin menutup tulisan ini dengan sebuah kesimpulan bahwa setiap langkah FU pasti telah di konsultasikan atau telah terukur target yang hendak di capai. Sekarang, silahkan publik menilai dan menunggu makna arti sebenarnya dari statement FU dalam kontestasi kursi Wagub Jambi.***

Penulis : Mahyudi
Aktivis KA KAMMI Jambi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *