GLOBALJAMBI.CO.ID – Gelaran Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-53 tingkat Kabupaten Kerinci yang seharusnya menjadi ajang syiar Islam dan kebanggaan umat, justru berlangsung tanpa gaung di tengah masyarakat.
MTQ tahun ini dipusatkan di Desa Tanjung Pauh Hilir, Kecamatan Danau Kerinci Barat, dan resmi dibuka oleh Bupati Kerinci, Monadi, pada Sabtu malam (4/10/2025) di lapangan bola setempat. Namun ironisnya, banyak warga bahkan tidak mengetahui bahwa kegiatan keagamaan terbesar di Kabupaten Kerinci itu telah dimulai.
“Terus terang kami baru tahu setelah ada pembukaan. Tidak ada spanduk besar, tidak ada informasi resmi di media sosial,” ujar salah seorang warga Tanjung Pauh Hilir dengan nada kecewa.
Kondisi ini menimbulkan tanda tanya besar mengenai keseriusan pemerintah daerah dalam mempromosikan kegiatan bernuansa religius tersebut. Banyak pihak menilai bahwa minimnya sosialisasi menunjukkan lemahnya koordinasi dan perhatian terhadap kegiatan keagamaan.
Lebih miris lagi, berdasarkan informasi yang dihimpun GLOBALJAMBI.CO.ID, ternyata tidak ada anggaran publikasi dan dokumentasi yang dialokasikan di bagian Kesra untuk kegiatan MTQ tahun ini, baik untuk pembukaan maupun penutupan acara.
Padahal, publikasi merupakan elemen penting untuk menarik partisipasi dan membangun semangat kebersamaan umat.
“Kalau Bupati Cup I kemarin publikasinya luar biasa. Dari jauh-jauh hari sudah ramai di media sosial, bahkan disiarkan langsung. Tapi MTQ yang seharusnya jadi wadah syiar Islam malah seperti acara diam-diam,” sindir warga lainnya.
Ketiadaan publikasi ini menimbulkan kesan bahwa kegiatan keagamaan tidak mendapat porsi perhatian yang seimbang dibandingkan kegiatan lain yang bersifat hiburan atau olahraga.
“Sayang sekali. Ini acara besar dan bernilai ibadah, tapi terkesan hanya formalitas tahunan tanpa semangat dakwah. MTQ seharusnya menjadi momen memperkuat keimanan dan ukhuwah Islamiyah masyarakat Kerinci,” ujar seorang tokoh masyarakat yang enggan disebutkan namanya.
MTQ ke-53 Kabupaten Kerinci diikuti oleh seluruh kafilah dari berbagai kecamatan dan dijadwalkan berlangsung selama beberapa hari ke depan. Publik berharap, pemerintah daerah dapat menjadikan kritik publik ini sebagai bahan evaluasi serius agar kegiatan serupa di masa mendatang tidak lagi kehilangan ruh syiar dan semangat kebersamaan akibat lemahnya publikasi.(adi)