KERINCI – Sebuah langkah kecil yang bermakna besar diambil oleh Muhammad Fiqra Angkasa, pelajar SMA Titian Teras Jambi, yang baru saja dinyatakan lolos sebagai peserta Jambore Generasi Hijau Indonesia 2025. Karya ilmiahnya yang berjudul “Jatuh Untuk Tumbuh” bukan hanya berhasil mengantarkannya menembus ajang nasional bergengsi, tetapi juga menjadi simbol kebangkitan kesadaran lingkungan di kalangan generasi muda, khususnya di Provinsi Jambi.
Fiqra bukanlah sosok yang lahir dari ruang hampa. Ia tumbuh dalam keluarga yang menjunjung tinggi pendidikan dan nilai-nilai kepedulian sosial. Putra dari pasangan Candra Nadi, SKM, M.Si dan Lina Susanti, S.Kep ini telah menunjukkan bahwa usia muda bukanlah penghalang untuk mengambil peran besar dalam menjawab persoalan zaman, termasuk isu lingkungan yang semakin meresahkan.
Di tengah derasnya arus digital dan gaya hidup modern, Fiqra memilih untuk menundukkan hati dan pikirannya pada masalah yang kerap terabaikan—sampah dan kerusakan lingkungan. Melalui tulisannya, ia menyuarakan keresahan, harapan, dan solusi. “Jatuh Untuk Tumbuh” bukan sekadar judul, melainkan cerminan filosofi hidup yang diyakini Fiqra: bahwa kegagalan, kerusakan, bahkan krisis, bisa menjadi pijakan menuju perubahan jika ditanggapi dengan bijak dan penuh kesadaran.
Jambore Hijau: Panggung Para Penjaga Bumi Muda
Jambore Generasi Hijau 2025 bukanlah acara biasa. Ajang ini merupakan pertemuan ke-11 dari gerakan yang telah melahirkan ribuan agen perubahan di seluruh Indonesia selama lebih dari satu dekade. Diselenggarakan selama enam hari penuh, mulai tanggal 4 hingga 9 September 2025, para peserta akan dibekali dengan serangkaian kegiatan edukatif dan inspiratif seperti Focus Group Discussion, Meet the Leader, hingga kunjungan ke sekolah Adiwiyata.
Salah satu momen yang paling dinanti dalam jambore ini adalah pemilihan Putra Putri Generasi Hijau Indonesia. Bukan sekadar gelar simbolik, pemilihan ini merupakan bentuk nyata kompetisi sehat yang mendorong para peserta untuk menunjukkan aksi nyata dan pemikiran segar dalam menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan.
Harapan Baru dari Ujung Barat Jambi
Bagi Kabupaten Kerinci, keikutsertaan Muhammad Fiqra Angkasa bukan hanya prestasi pribadi, tetapi juga harapan baru. Di tengah tantangan serius yang dihadapi Jambi terkait sampah dan kerusakan lingkungan, munculnya generasi muda seperti Fiqra menjadi secercah cahaya yang menguatkan langkah untuk perubahan.
Masyarakat Kerinci kini memiliki figur muda yang bisa dijadikan panutan. Sosok yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga punya keberanian moral untuk bersuara dan bertindak demi bumi yang lebih baik.
Fiqra telah memilih jalannya: menjadi bagian dari solusi. Semoga langkahnya tidak hanya membawa harum nama Kerinci, tetapi juga menyalakan semangat di dada anak muda lain untuk mulai peduli, mulai bergerak, dan mulai mencintai lingkungan dari hal-hal kecil.
Karena, seperti yang dituliskannya sendiri, jatuh bukan akhir dari segalanya melainkan awal untuk tumbuh lebih kuat.
Dihubungi secara terpisah, Candra Nadi, SKM, M.Si, ayah dari Fiqra, menyampaikan rasa syukur dan bangganya atas pencapaian putranya.
“Sejak kecil, kami selalu berusaha mendampingi anak-anak untuk mengenal nilai, bukan hanya pelajaran. Fiqra memang punya kepekaan terhadap lingkungan sejak lama. Kami tidak pernah memaksa dia harus seperti ini atau itu. Kami hanya berusaha menjadi teman berpikir dan tempat pulang saat ia jatuh,” ujar Candra dengan suara yang tertahan haru.
Sementara ibunda Fiqra, Lina Susanti, S.Kep, mengungkapkan bahwa nilai-nilai kepedulian sosial dan lingkungan memang sudah mulai dikenalkan sejak dini di rumah.
“Bagi kami, keberhasilan bukan hanya soal piala atau seleksi nasional. Tapi ketika seorang anak muda bisa melihat masalah di sekitarnya dan mau turun tangan, itulah keberhasilan sejati. Kami percaya, Fiqra sedang menapaki jalannya sendiri, dan kami selalu mendoakan dari belakang,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.(Adi)