GLOBALJAMBI.CO.ID – Alih fungsi area perbukitan menjadi bangunan memberikan dampak serius terhadap lingkungan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Berikut penjelasan dampaknya:
- Hilangnya Fungsi Resapan Air
Perbukitan yang sebelumnya dipenuhi vegetasi berfungsi sebagai daerah tangkapan air (catchment area). Saat hujan, air akan diserap ke dalam tanah dan dialirkan secara alami ke sumber air bawah tanah. Ketika bukit diratakan dan ditutupi bangunan atau aspal, air hujan tidak terserap, menyebabkan limpasan permukaan (runoff) meningkat drastis yang bisa memicu banjir dan banjir bandang.
- Longsor dan Erosi Tanah
Vegetasi di perbukitan berperan menahan tanah dengan akar-akarnya. Jika bukit digunduli dan dibangun tanpa perkuatan lereng, tanah menjadi gembur dan mudah longsor, terutama saat musim hujan. Ini dapat membahayakan bangunan dan jiwa manusia di sekitarnya.
- Kerusakan Ekosistem
Perbukitan biasanya menjadi habitat bagi berbagai flora dan fauna. Alih fungsi lahan menyebabkan kehancuran ekosistem, hilangnya keanekaragaman hayati, serta punahnya spesies lokal yang tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan baru.
- Peningkatan Suhu dan Polusi
Vegetasi di perbukitan membantu menyerap karbon dioksida dan menurunkan suhu sekitar. Jika diganti dengan bangunan beton, akan terjadi efek pulau panas (urban heat island), di mana suhu udara meningkat secara signifikan. Ditambah lagi, pembangunan bisa meningkatkan debu, polusi suara, dan pencemaran air.
- Gangguan Hidrologi dan Kualitas Air
Tanah perbukitan yang dialihfungsikan dapat mengganggu aliran alami air tanah dan sungai. Limbah dari bangunan atau aktivitas manusia berpotensi mencemari aliran sungai atau sumber air bersih di hilir.
- Risiko Bencana Berkepanjangan
Jika tidak dikendalikan, alih fungsi perbukitan bisa memicu bencana yang terus berulang seperti banjir musiman, longsor, dan kerusakan infrastruktur, serta memperparah krisis iklim secara lokal.***